Rabu, 15 November 2017

Dongeng Fiksi: Raja Duyung




Alkisah di dalam sebuah kedalaman samudera terdapat sebuah kawasan tempat persembunyian para duyung, tempat itu di namakan Ochies. Di Ochies para duyung tinggal dan melakukan segala aktivitas seperti pada manusia umumnya, Di tempat tersebut terdapat sebuah kerajaan yang bernama Buildchies. Kerajaan Buildchies ialah tempat pusat pengatur segala yang ada pada pada alam samudera terutama Ochies yang di pimpin oleh Raja Axchrad yang baik, bijaksana, adil, dan tak cukup kata bagi rakyat duyung untuk menceritakan sifat baik   raja mereka.  Selain itu, bagi rakyat duyung Raja Axchrad adalah sesosok raja yang sangat tegas pada peraturan yang ia buat, apabila ada  para duyung yang melanggar akan di hukum dengan mengusirnya dari Ochies ke alam kehidupan manusia. Selain itu, para pelanggar akan di kutuk menjadi manusia selamanya juga menghilangkan ingatan mereka jikalau  mereka pernah menjadi duyung. Hukuman tersebut hanya berlaku jika para rakyat duyung termasuk keluarga kerajaan melanggar 3 aturan utama yang dapat membahayakan rakyat duyung dan Ochies. Aturan tersebut yaitu, Jika rakyat duyung pergi kepermukaan, menampakkan wujud kepada manusia, dan apalagi berusaha berinteraksi kepada manusia. Selama kehidupan rakyat Ochies tidak pernah ada yang melanggar peraturan utama tersebut dikarenakan masing-masing dari mereka telah di bekali kesadaran duyung. 3 aturan utama tersebut tidak berlaku bagi penjaga kemananan Ochies dan Raja Axchard yang bertugas menjaga keamaman demi keselamatan Ochies. Para penjaga di pilih dan di seleksi sangat ketat oleh Raja Axchard. Bagi para penjaga yang berkhianat mereka akan dimusnahkan oleh Raja Axchrad dari kehidupan muka bumi oleh kekuatan yang ia miliki. Raja Axchard memang memiliki  kemampuan istimewa yang tidak dimiliki oleh para duyung yang lain.
Raja Axchrad memiliki seorang anak bernama Putri Vaencya, ialah adalah penerus kerajaan Buildchies. Ibunya meninggal ketika melahirkannya, peristiwa tersebut merupakan pukulan berat bagi rakyat Ochies terutama Raja Axchrad. Tetapi, mereka tidak terus meratapi kesedihan akan kehilangan ratu mereka, dan berusaha bangkit dengan  mensyukuri lahirnya penerus baru kerajaan yaitu, Putri Vaencya. Putri Vaencya adalah sesosok putri yang cantik, ramah, baik, dan super aktif, ia memiliki keistimewaan diantara semua duyung yaitu jika menangis ia akan mengeluarkan air mata mutiara, keistimewaan tersebut pertama kali di sadari oleh ayahnya raja Axchrad dan rekan medis yang menangani Ratu Mhelicys melahirkan putri Vaencya sebelum beberapa menit ajal menjemput Ratu Mhelicys yang dikerenakan komplikasi.
Putri Vaencya memiliki sebuah kepenasaranan kepada alam permukaan, ia ingin sekali pergi kepermukaan dan menyaksikan keindahan alam daratan sambil melihat indahnya langit biru disiang hari dan indahnya bintang-bintang yang di temani oleh rembulan ketika malam hari. Sesekali ia ingin merasakan hujan yang langsung mengguyurkan tubuhnya, baginya tinggal di Ochies sangat bosan, ia hanya bisa melihat karang-karang, hewan-hewan laut dan tumbuhan laut saja. Semua informasi tentang alam di atas permukaan di dapatnya ketika tidak sengaja menguping pembicaraan ayahnya bersama para penjaga Ochies. Para penjaga tersebut bertugas menantau keadaan permukaan dari bahayanya manusia dan juga menjaga supaya tidak ada rakyat duyung yang akan pergi ke permukaan. Jika ada kapal-kapal manusia yang tidak sengaja mendekati Ochies, para penjaga hanya mengamati apabila merasa terancam  kapal manusia tersebut akan di tenggelamkan. Para manusia tidak dapat melihat para penjaga di karenakan para penjaga tersebut telah diberi kekuatan penghilang wujud oleh Raja Axchrad.
Pada setiap kali ketujuh bulan purnama muncul para duyung memiliki sebuah tradisi rutin yaitu menanam karang dan merayakan pesta besar-besaran, mereka menari, menyanyi, menikmati hidangan bersama dan melakukan kegiatan seru lainnya. Tradisi tersebut bertempat di pusat  kerajaan Buildchies. Pada malam itu, Putri Vaencya mengurung diri di kamarnya yang indah dengan dihiasi oleh cantiknya permata-permata berkilauan. Putri Vaencya tidak ingin ikut merayakan tradisi menanam karang dan juga berpesta bersama para duyung yang lain “Anakku, mengapa engkau hanya mengurung diri dikamar? Dan tidak ingin ikut merayakan malam istimewa ini?” Tanya ayahnya Raja Axchrad. Putri vaencya hanya diam dan tak menghiraukan pertanyaan ayahnya. Ayahnya pun membujuknya dengan memberikan sesuatu yang Putri Vaencya inginkan “Ayo kita merayakan malam meriah ini, banyak rakyat ingin melihat dan bertemu denganmu. Apakah engkau ingin sesuatu? Ayah akan memberikan apa yang kau pinta asalkan kau tidak mengurung diri lagi dan ikut memeriahkan malam ini bersama rakyat duyung” bujuk Raja Axchrad. Putri Vaencya tiba-tiba mengeluarkan permintaan yang membuat ayahnya  terkejut “Ayah, Putri ingin sekali pergi kepermukaan, Putri merasa bosan terus tinggal di kedalaman samudera, Putri ingin melihat akan keindahan daratan, Ayah” seru Putri Vaencya. Ayahnya pun sontak berkata “Kau adalah anakku, aku tidak ingin bahaya mengancammu, ayah tidak akan membuat peraturan yang tidak ada gunanya bagi keselamatan Rakyat Ochies, alam kehidupan manusia dan duyung sangatlah berbeda, kita disini mereka disana, alam telah mengaturnya, kita tidak dapat mengubahnya. Lebih baik  buang saja khalayanmu tentang segala yang ada di atas . Semua itu tidak baik bagi duyung ”. Meskipun telah mendengar nasehat ayahnya, Putri Vaencya masih berkeinginan keras untuk pergi keatas permukaan “Mengapa ayah? Jadikan putri penjaga saja yang ayah berikan kekuatan menyembunyikan  wujud dari penglihatan manusia” seru Putri Vaencya. Raja Axchard masih bersabar menanggapi seruan anaknya tersebut, ia berpikir anaknya masih dalam masa peralihan “Iya anakku, jika ayah mau ayah akan memberi kekuatan kepada semua duyung untuk menyembunyikan wujud mereka dan dapat menyaksikan segala yang ada di permukaan. Tetapi kekuatan tersebut hanya dapat bertahan selama 2 jam sekali dalam sehari,. Ayah takut jika ada rakyat duyung yang lalai dan lupa sehingga bahaya dapat mengancam kehidupan duyung di karenakan mereka berbeda dengan penjaga yang telah memiliki pelatihan akan kemananan Ochies” jelas Raja Axchard. Namun, Putri Vaencya yang keras kepala itu berkata “Kalau begitu mengapa ayah tidak menjadikan semua duyung menjadi penjaga dan juga memberikan mereka pelatihan keamanan agar mereka dapat menyaksikan alam permukaan nan indah itu!” seru Putri Vaensya dengan volume suara agak keras. Raja Axchard pun hampir habis kesabarannnya “Betul sekali apa katamu anakku, tetapi jika mereka kuberi kebebasan  tidak akan dapat menjamin keselamatan mereka dan Ochies, dikarenakan jumlah rakyat duyung yang begitu banyak dan tidak ada yang mengawasi perbuatan mereka yang dapat menyeleweng. Ayah dan para penjaga pergi kepermukaan bukan untuk melihat indahnya alam permukaan tetapi menjaga keamanan Ochies dari para manusia yang serakah.” Jelas ayahnya. “Tapi Ayah………” belum selesai Putri Vaencya berkata Raja Axchard pergi meninggalkan Putri Vaencya di karenakan tidak ingin kesabarannya habis mendengar ocehan permintaan putrinya dan Raja Axchard juga tidak ingin memarahi putrinya di  kerenakan ia sangat menyayangi anak tunggalnya. Akan tetapi, Raja Axchard tidak pernah memanjakan putrinya, ia membiasakan putrinya untuk mandiri dan tidak sombong dengan apa yang putrinya miliki.
Keesokkan pagi harinya setelah perayaan tradisi selesai, para duyung banyak yang masih terlelap tidur dikarenakan kelelahan merayakan tradisi rutin keraajaan Buildchies yang dilaksanakan semalaman penuh. Sedangkan, Putri Vaencya bangun keawalan di karenakan ia asik tidur ketika duyung-duyung sedang memeriahkan perayaan tradisi rutin tersebut. Di dalam istana hanya dia yang bangun bahkan, ia merasa bahwa dialah seorang yang bangun di Ochies. Ia bingung ingin berbuat apa, tiba-tiba ia berpikir untuk pergi keatas permukaan karena tidak akan ada orang yang dapat melihatnya pergi. Putri Vaencya pun tidak berpikir panjang dan kabur dengan mengendap-endap. Tetapi, terlambat ketika ia hampir sampai ke permukaan, ayahnya Raja Axchard melihat dan berusaha menghentikan Putri Vaencya. Putri Vaencya tidak tahu jikalau ayahnya sedang berpratoli dengan para penjaga, ia mengira ayahnya dan para penjaga masih lelap tidur. Namun, ketika ayahnya berusaha menghentikan dan menghampirinya,  Putri Vaencya malah mempercepat geraknya untuk sampai kepermukaan yang hanya tinggal berjarak beberapa meter dengan dibekali rasa tidak sabar melihat alam permukaan dan juga baginya tanggung jika harus menghentikan langkahnya. Raja Axchard sadar bahwa putrinya tidak akan menghentikan langkahnya dan juga tidak dapat lagi mengejar  putrinya yang sudah hampir sampai kepermukaan “Jangan kau teruskan langkahmu nak…..berbahaya….!” seru peringatan dari Raja Axchard. “Tidak ayah…. Akanku buktikan bahwa aku akan aman, ayah jaga saja diri ayah” ucap Putri Vaencya sambil berenang mundur menghadap ayahnya. Namun, secara tiba-tiba datang pukat harimau dari belakang hadapan Putri Vaencya membuat Putri Vaencya terjebak dan tertangkap bersama para ikan-ikan. Raja Axchard menyadari dan berusaha menyelamatkan dengan kekuatan yang dimilikinya, dengan tiba-tiba bola api muncul langsung di tangan Raja Axchrad, bola tersebut langsung tertuju dan  membakar pukat harimau tersebut, sehingga membuat para ikan-ikan dapat lolos. Namun sayang, sebagian ikan-ikan dan Putri vaencya terluka di karenakan terkena serpihan api. Putri Vaencya mengalami cedera serius pada ekornya yang langsung membuatnya pingsan menahan rasa sakit. Raja Axchard langsung menghampiri dan menggendong Putri Vaencya untuk di bawa ke rumah medis Ochies secepatnya bersama sebagian penjaga. Sedangkan, sebagian penjaga lainnya menangani kapal pembawa pukat harimau tersebut. Jika di pikir-pikir Raja Axchard terpaksa menggunakan kekuatan bola api daripada manusia dapat melihat wujud putrinya sebagai duyung setelah pukat harimau di angkat kepermukaan dan pastinya kelak akan membuat ancaman bagi kehidupan duyung.
Di rumah medis Ochies Raja Axchard khawatir bukan kepalang, ia meratapi kesedihan mendalam dan tak sanggup membayangkan jikalau ia akan kehilangan orang terkasih untuk yang kedua kalinya. Tiba-tiba tim medis memanggilnya “Baginda Raja Axchard, baginda boleh bertemu dengan putri anda. “Baik, tetapi bagaimana kondisi anak saya Putri Vaencya” Tanya Raja Axchard.  “Kami telah melakukan usaha semaksimal mungkin. Tetapi,  luka bakar yang di derita putri baginda mencapai 88% dan membuat sirip ekor putri Vaencya cacat permanen yang mengakibatkan anakmu Putri Vaencya tidak dapat berenang dengan normal sehingga kami tidak dapat berbuat apa-apa lagi untuik membuat Putri Vaencya dapat berenang dengan normal lagi”. Mendengar perkataan tim medis tersebut hampir membuat Raja Axchard putus asa dan langsung menghampiri Putri Vaencya yang belum sadarkan diri. Raja axchard tetap tegar dan bersabar melihat kondisi putrinya dan meratapi jikalau semua ini adalah hukuman dewa alam kepada putrinya yang bersih keras untuk melanggar  aturan yang dapat mengancam kehidupan duyung dan  Ochies. Ketika tengah asik mengeluarkan kesedihan, raja axchard tiba-tiba terpanggil oleh suara putrinya “Ayah jangan bersedih dengan kondisiku. Semua ini adalah kesalahan ku, maafkan aku yang telah ingin melanggar peraturan yang telah ayah buat”. Sambil tersenduh-senduh Raja axchard menjawab “iya putriku ayah memaafkan mu, maafkan ayah juga yang telah menggunakan kekuatan yang membuat mu menjadi begini”. “iya ayah, putri mengerti bahwa ayah terpaksa melepaskan kekuatan tersebut demi menyelamatkaku dari jebakan pukat harimau tersebut”.
     Hari demi hari telah terlewati, Putri  Vaencya mulai membiasakan diri dengan keadaanya sekarang. Segala aktifitas ia dibantu oleh dayang-dayang istana. Namun, ia ingin mandiri dengan berusaha melakukan segala aktifitasnya tanpa bantuan dayang-dayang istana. Pada akhirnya Putri Vaensya membuang semua khalayannya tentang alam permukaan dan berjanji tidak akan berniat lagi untuk pergi kepermukaan. Semua itu ia sampaikan pada pertemuan kepada  semua rakyat duyung. Selain itu, Putri Vaencya ingin menerima semua hukuman yang akan menimpanya sebagai bentuk kesalahan dan penyesalannya akibat ingin melanggar peraturan.
#TAMAT
***
FOLLOW MY ACC IG : RIFKAELSYA_
FOLLOW MY ACC GOOGLE+ : RIFKA ELSYA

Rabu, 01 November 2017

Cerpen: Phasmophobia





Postingan  kali ini adalah sebuah cerpen karanganku dan merupakan cerpen pertama ku jd klu ada kekuranagn harap maklumi ya para pembaca ;), cerpen ini tidak akan ku  buat jika guru bahasa Indonesia ku tidak menugaskan para siswa untuk membuat cerpen yang pastinya dinilai dong, [kalau gak dinilain ngapain aku kerjakan :p ] Karena cerpen ku telah jadi  maka aku posting saja diblogku. Awalnya aku tidak suka menulis puisi, cerpen, pantun, dll apalagi buat blog gitu tetapi semenjak tuntutan ke sebagai pelajar maka aku membiasakan untuk menulis. Awalnya aku tidak ada niat buat blog tetapi Karena guru TIK ku pak Ronny menugaskan buat para siswa wajib untuk buat blog yang isinya tidak boleh copas sama postingan2 orang lain, yah terpaksa dech ;). Ok langsung to the point aja ini dia cerpenku



FOLLOW MY IG: @rifkaelsya_



 Phasmophobia

      Namaku Via sekarang aku duduk di bangku SMP. Aku adalah seorang anak yang memiliki sifat penakut apalagi yang di namakan tentang hal-hal berbau mistis, sesekali dibilang alay oleh teman-temanku. Ketika masih duduk dibangku sekolah dasar aku memiliki kebiasaan bangun sangat pagi dan langsung bergegas ber siap pergi kesekolah, berbeda dengan sekarang ketika ku duduk dibangku SMP. Aku memiliki pengalaman yang tak kulupakan dan sekaligus menjadi pengalaman yang mengerikan  bagiku, yaitu melihat pocong dibelakang rumahku. Setiap kali aku menceritakan kepada orang-orang mereka suka tidak mempercayaiku, aku merasa kesal jika mereka hanya menganggap hal tersebut sebagai khayalan ataupun ilusi belaka. Kejadian itu masih membekas dibenakku sampai sekarang dan tak bisaku lupakan. Kejadian itu terjadi beberapa tahun yang lalu ketika aku masih duduk dibangku sekolah dasar “Via…..Via…Via… bangun, Nak!”sahut Ibu membangunkanku dari tidur. Aku pun terbangun dan hendak segera mandi “Iya , Bu” jawabku. Aku mengurung niatku untuk segera mandi dikarenakan hari masih terlalu pagi dan ayam jantan pun belum terdengar kokokkannya akan terasa sangat sejuk bilaku segera mandi. Akupun menunggu fajar terbit dan menghilangkan suasana sejukku dengan duduk temenung dipintu belakang  sambil mengamati pemandangan di belakang rumah. Awalnya, aku biasa-biasa saja dan menikmati pemandangan yang sejuk nan sepi. Namun, ketika pandanganku tepat di pohon nangka ada sesosok pocong dengan  sekeliling mata yang berwarna hitam dan muka yang berlumuran darah tepat berdiri disamping pohon nangka tersebut langsung membuat merinding bulu kuduku, dengan refleksnya segeraku buang pandanganku dan berlari sekencangnya masuk kedalam rumah  dan tak sadar apa yang ku tabrak dan apa yang ku injak “Ma…. Ma…..Ma…. hantu….hantu….pocong….pocong!” teriakku tak karuan. Ibuku pun dengan panik dan khawatirnya bergegas menghampiriku “iya  Nak….. ada apa?” sahut ibuku akan keheranan apa yang terjadi. “ada pocong Bu di belakang rumah!” jawabku dengan rasa takut yang masih membanjiri perasaanku. Ibuku tak percaya dengan apa yang kukatakan dan berusaha menyakinkaku bahwa apa yang kulihat bukanlah sebuah kenyataan dan hanya sebuah banyangan atau benda yang mirip dengan pocong dan ibuku ingin memastikannya dengan mengajakku untuk kembali ke pintu belakang melihat dengan seksama apakah yang kukatakan adalah kenyataan “yang benar nak? Gak mungkin pagi hari gini ada pocong, ayo kita lihat bersama pasti kamu salah lihat.” Ajak ibuku untuk memastikan. Aku yang masih ketakutan diam saja dan dan menuruti ajakan ibuku. Ketika sampai dipintu belakang rumah, aku tak percaya bahwa pocong yang ku lihat kabur ntah kemana “Tuhkan mana ada pocong jam segini!” seru ibuku dengan yakin bahwa aku salah lihat. Dengan rasa takut yang masih kurasakan, aku berusaha menyakinkan ibuku bahwa apa yang ku lihat adalah kenyataan dan bukan tipuan ilusi belaka “Enggak bu,,, benar tadi ada pocong disamping pohon nangka itu, Bu!”. Ibukupun berusaha menenangkanku yang masih ketakutan dan menyuruhku mandi untuk bersiap-siap berangkat ke sekolah dikarenakan fajar telah terbit. Aku yang masih ketakutan enggan tuk pergi mandi dan meminta ditemani ibuku karena membayangkan jika pocong itu kabur ke WC rumahku “Ayo bu temani Via, Via takut bu mandi sendiri di WC, temani diluar pintu WC aja bu udah cukup” rengekku yang ketakutan. Ibuku sebenarnya tidak ingin menemaniku tetapi dikarenakan ibuku takut aku telat pergi kesekolah akhirnya ibukupun mau menemaniku diluar pintu WC “Ayolah nak, mama temanin kamu” jawab Ibuku. Mendengar jawaban itu rasa takutku mandi di WC menjadi berkurang. Hari demi hari telah kulewati semenjak kejadian itu terjadi aku merasa menjadi phasmophobia yaitu rasa takut akan sesosok hantu, mulai sejak itu aku takut tidur sendiri,menonton film horror, sendiri ketika mati lampu, dan hal-hal lain yang bernuansa mistis. Sudah banyak sekali keluargaku yang menasihatiku supaya tidak takut kepada hantu “Manusia itu adalah setan takkala perilaku manusia tersebut sama jahat atau sesat seperti setan” itulah kata nenekku yang masih kuingat dan juga masih banyak lagi nasehat-nasehat lainnya. Semenjak itu aku berusaha membiasakan diri untuk tidak takut lagi meskipun terkadang rasa takut itu masih ada dibenakku.

                                                                         #TAMAT#


FOLLOW MY IG: @rifkaelsya_